Latest Post
Loading...

Kamis, 10 Maret 2016

Referat Forensik - Embalming



Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenali secara klinis pada seseorang melalui tanda kematian yaitu perubahan yang terjadi pada tubuh mayat. Kematian  hanya dapat dialami oleh organisme hidup. Secara medis, kematian merupakan suatu proses dimana fungsi dan metabolisme sel organ-organ internal  tubuh terhenti. Dikenal beberapa istilah kematian, yaitu mati somatis, mati seluler, mati serebral, dan mati batang otak. Mati somatis (mati klinis) terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan yaitu susunan saraf pusat, sistem kardiovaskuler dan sistem pernapasan, yang menetap.  Mati seluler adalah kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul akibat terhentinya penggunaan oksigen serta metabolisme normal sel dan jaringan. Perubahan pada tubuh dapat timbul dini pada saat meninggal atau beberapa menit kemudian. Tanda-tanda kematian dibagi atas tanda kematian pasti dan tidak pasti. Tanda kematian tidak pasti adalah penafasan berhenti, sirkulasi terhenti, kulit pucat, tonus otot menghilang dan relaksasi, pembuluh darah retina mengalami segmentasi dan pengeringan kornea. Sedangkan tanda pasti kematian adalah lebam mayat (livor mortis), kaku mayat (rigor mortis), penurunan suhu tubuh (algor mortis), pembusukan, mumifikasi, dan adiposera. Dalam proses pembusukan terjadi dua proses yaitu autolisis dan dekomposisi putrefactive.
Embalming (pengawetan jenazah) adalah suatu proses dimana dilakukan pemberian bermacam-macam bahan kimia tertentu pada interior dan eksterior jaringan orang mati (menghambat dekomposisi jaringan) dan membuat serta menjaganya tetap mirip dengan kondisi sewaktu hidup sesuai dengan waktu yang diperlukan.3 Pengawetan jenazah dapat dilakukan langsung pada kematian wajar, akan tetapi pada kematian tidak wajar pengawetan jenazah baru boleh dilakukan setelah pemeriksaan jenazah atau autopsi selesai dilakukan.
Embalming telah lazim dilakukan di  banyak kebudayaan untuk berbagai alasan seperti adanya  kepercayaan bahwa pengawetan mayat dapat menjaga jiwa setelah kematian, seperti yang terjadi di Mesir dan untuk budaya lain misalnya, Peru di mana iklimnya juga sesuai untuk terjadinya mumifikasi. Sedangkan di Belanda, tidak diperbolehkan proses embalming kecuali dalam hal transportasi internasional mayat dan dalam kasus anggota keluarga kerajaan.5 Seiring dengan berkembangnya zaman dan adanya kebutuhan untuk mempertahankan keadaan jenazah tetap menyerupai keadaan sewaktu hidup diperlukan proses embalming. Proses embalming yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan atau kewajiban keluarga terhadap jenazah, seperti tetap mempertahankan kesegaran jenazah, jenazah tidak berbau busuk, lentur dan tidak kaku.4 Untuk memenuhi kebutuhan tesebut diperlukan suatu proses embalming dengan metode tertentu yang menghilangkan hal-hal yang tidak diinginkan dan memberikan keadaan jenazah yang menyerupai keadaannya sewaktu hidup, metode tersebut dapat diperoleh dari embalming modern, untuk itu  perlu dipahami tentang embalming modern.
Alasan seseorang juga melakukan embalming adalah untuk menjaga keutuhan jasad mayat secara sementara dan mencegah terjadinya pembusukan sehingga membuat jasad tersebut dapat terlihat secara utuh seperti sewaktu hidup pada acara proses pemakaman jenazah tersebut. Embalming juga dilakukan demi keperluan studi anatomi dan penelitian.
Kapasitas file dalam bentuk winrar 1,044KB. Berisi 2 file:
1.             Word | 26 halaman | Pendahuluan – Daftar pustaka | 269KB
2.             PPT | 18 halaman | Pendahuluan – Penutup | 958KB

Link download:
UF | HD | DF
Password : ebookkedokteranfrontal1st

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ebook kedokteran frontal1st merupakan sebuah blog dofollow. bila anda seorang blogger, maka dengan berkomentar di ebook kedokteran frontal1st anda akan secara otomatis memperoleh backlink cuma-cuma. Namun, sangat diharapkan anda berkomentar dengan bijak.